Risalah hati

kepala mendongak bulan benderang
saat tertunduk luka membayang
mungkin aku salah mengartikan resah
tapi hati tak mungkin keliru
tak bisa kusangkal rasa ini

merindukanmu di sepanjang musim
aku tahu aku kalah
tapi bukan lantas menyerah
biarlah kucintai kau dengan cara paling lemah;
mengagumi dari jarak aman sembari merapal doa untuk bahagiamu

Kepada A

ingin kuceritakan padamu
di rentang waktu saat kita bergelung satu
ingin kuceritakan padamu
tentang pilunya hati menanggung rindu
ingin kuceritakan padamu

:mimpiku kini sesat tak tentu

Menjelang senja

kembang ilalang sudah lama memendam rasa hampa
melantunkan kidung percintaan lewat bisikan angin sore
orangorang lalulalang
mau apa lagi?
hatiku hatimu..

Mengenang ciuman

Jika bunga kau kembang kopi
harum, wangi sebagai aromaterapi
Jika rasa kau gula jawa
manisnya pas saat lumat di mulut
Jika tempat kau rimba raya
bikin aku tersesat, berputar lagi
mengulang lagi, dan lagi…

Istirah

kadang ia merasa begitu letih dan ingin menyerah saja
tapi hidup tak pernah mudah di hindari
dan pintu tidak demikian sering terbuka untuk dilangkahi pergi

seekor kupu-kupu hinggap sejenak di ranting perdu
mengatur nafas
melonggarkan sendi
sebelum akhirnya terbang kembali..

tetap semangat.

: thanks to bulanhati

On edge

Berbaring di atas rerumput
Di antara gemericik air dan nyanyi daun
Mengeja keindahan yang tersaji langit

Tenang tenang tenang . . .
Ada gemuruh di dalamnya
Pejam pejam pejam . . .
Resah masih membayang
Sepi sepi sepi . . .
Ribu tanya mengusik hati

Duh Tuhan segala Maha
Bukakan celah di langit membentang
Ijinkan kulihat secuil rahasia di baliknya
Atau habiskan saja waktuku
Tak sanggup lagi menanggung siksa
Hidup dikepung kepalsuan

Episode luka

aku melihat bungabunga
engkau melihat rumput liar
aku mendengar kicau burung
engkau mendengar kesiur angin
aku menatap ke arahmu
engkau menunduk
aku mendekat
engkau bergeming

Menyikapi indahmu

Aku akan berserah
Seperti kabut tipis yang perlahan lenyap dibelai hangat mentari
Atau berdiam saja di puncak ketinggian
Menjadi elang di tenang biru langit
Menikmati tiap gerak pesonamu tanpa kau sadari.

Puisi untuk Bidadari

Kepakkan sayapmu sayang
Cintaku membebaskanmu
Menarilah bersama rembulan
Biarkan seluruh jagad melihat indahmu
Teruslah bersenandung
Agar hati terlipur
Hingga terlupa segala keluh

Tebarkan cintamu pada semua
Termasuk mereka yang tak meminta

Sungguh tak ada iri di hati
Tak pula hasrat mendominasi
Atau cemburu memaki

Karena kusadari
Engkaulah bidadari
Yang tercipta untuk segenap makhluk di bumi

Nyanyi sunyi

Ada apa dengan hati
Tak jera merajut mimpi
Meski jerat kecewa membayangi hari
Rasa ini malah menjadi

Berkali luka kudapati
Derita hati sudah tak terperi
Tak mampu menghasut kesadaran diri

Oh, hati matilah rasa
Agar tak lagi jiwa terluka
Oh, hati tiadalah asa
Diri ini sudah tak rupa
Biarlah hampa menyesak dada
Daripada rindu tersia

SemangatSemangat

:teruntuk jiwa yang tengah terkapar di tengah pertempuran

Perjalanan ini masih panjang
Dan aku tak mau menyerah
Biar kaki terajam perih
Meski hati tercabik cabik
Aku akan terus berontak
Memberi segenap daya dan pikiran
Demi sebuah keyakinan
Mungkin aku akan dicaci
Mungkin aku akan ditinggalkan dan kesepian
Itulah harga sebuah pencapaian
:karna hidup terlalu berharga untuk diratapi

Menangkap bahagia

anak kecil berusaha menangkap kupu-kupu
kupu-kupu terbang menjauh
anak kecil mengejar kupu-kupu
kupu-kupu semakin jauh
anak kecil menyerah lelah
seekor kupu-kupu lain mendekat
anak kecil diam tenang
kupu-kupu semakin dekat
anak kecil tetap khidmat
kupu-kupu hinggap di bahunya
anak kecil bahagia
sekarang ia tahu rahasia menangkap kupu-kupu

Halaman luas tak berbatas

Seperti itulah dirimu...
Tempat paling aman di dunia sinis ini dimana aku bisa terluka hati
atau sesat di pekat sekitar
Membebaskanku menjadi diriku berlaku sesuka hati
Tetap tenang dan menenangkan
Memberi ruang untuk segala tingkahku
Berdiam sunyi saat aku ingin sendiri

Halaman luas tak berbatas
Tempat aku mencari kedamaian hati...

Engkaulah tujuan terakhirku
Apalagi yang kucari lebih dari itu...

Masih tentangmu

Sunyi menyeriap, bukan karena malam senyap
Udara dingin mengiris
Hati terasa disayat
Tapi ingatan tentangmu lebih menyakitkan
Bintang berkerjab bisu
Lengking suara binatang berdenging di telinga
Seketika lengang meruang lapang
Kau masih jumawa di jiwaku

Aku benci sepi
Aku takut sendiri
Aku ingin lepas dari kesakitan-kesakitan ini...

Mencintaimu adalah

Mencintaimu adalah mencintai awan
Menutupi mata dari sisi gelapmu
Mencintaimu adalah mencintai hujan
Menggerus akal sehat dan menolak kenyataan
Mencintaimu adalah mencintai senja
Mengemas luka dalam keindahan
Mencintaimu adalah mencintai angin
Memberi maaf untuk setiap alasan yang kau beri
Mencintaimu adalah mencintai malam
Menjebakku dalam harap dan khayal
Mencintaimu adalah mencintai puisi
Ah...aku ingin mengingatmu dalam senyum

:perempuan

Bisakah ia menjadi kawan berbagi
Mengusir sepi
Sekurangnya berada di sisi
Biar tak nampak sendiri

Atau, bolehkah aku menikmati dunia seorang diri?

Aduh, inikah cinta?

Rindu ini sakit sekali
Bahagia dan perih silih berganti
Kadang merasa kau bukan untukku
Tapi telanjur senja identik denganmu
Kadang ingin kulepas saja
Tapi aku terlalu tua
Memulai lagi dari awal
Terlalu banyak kisah yang tlah kita tera

Aduh, inikah cinta?
Menjalani hari dengan kekhawatiran
Kadang aku merasa payah
Kepak sayap pesonamu begitu kuat
Entah aku harus menahanmu dengan apa

Kenapa cinta tak pernah cukup?
Dan aku harus terus menuntut
Matilah aku dalam prasangka!

Pencinta

Aku menyebutnya pencinta
Orang yang berharap menjadi jamak
Untuk bisa selalu berada di dekatmu
Mencari teduh di lengkung alismu
Sambil menikmati senyum gulamu

Tapi kau berpura tak tau
Entah bagaimana kau menyebutku...

Bukan untukmu

Kenapa tidak pernah tentangku? Sergahmu di suatu sore beku
Puisimu membakar hatiku
Apalah arti kata-kata sayang? Hanya serupa bayang-bayang
Akan hilang di remang senja
Tapi tidak dengan kamu--inspirasi bagi setiap langkahku
Tak kutemukan sinonim untuk keindahanmu
Karena engkau sendiri adalah puisi
Yang akan terus kujaga sampai mati

Pengakuan

Apakah salah
Aku dengan masa laluku?
Sebab mesin waktu adalah kemustahilan
Aku tak mungkin menjadi suci lagi

Inilah aku
Dan jejak kelam mengikuti
Kau harus tau
Hidupku adalah perjuangan melupakan kenangan-kenangan itu

Kuharap kau tidak meragu
Jika kau benar menginginkanku
Lupakan masa lalu
Lupakan besok nanti
Lupakan yang tak pasti
Karena sekarang aku ada di sini
Memelukmu erat sekali...

Pagi ngungun

Semalam cahaya bulan terlalu panas
Tak kudapati lagi jejak embun di rerumputan

Sekarang, pada siapa aku harus mengadukan luka?

SMS di suatu pagi

"Sepertinya matahari cuti hari ini"
"Tempatku juga hujan dari pagi, gak bisa kemana-mana"
Ah, senang mengetahui kau dan aku masih di satu langit yang sama...

Perpisahan

Jika saat ini ada yang menangis, itu mungkin kau
Mungkin juga aku
Aku tau ini sakit; harus berpisah di saat kita merasa kuat saat bersama
Mungkin kau akan tetap menatap senja
Menunggu bayang-bayang itu datang memelukmu dari belakang
Mungkin juga kau tak terlalu tangguh
Putus asa, dan menyerah pada hati yang lain; begitu kau yakin dialah belahan jiwamu
Sedang aku akan menghilang
Menenggelamkan diri dalam pekatnya malam
Membawa sejumput kenangan tentang indahnya dirimu
Yang pernah menjadikanku lelaki sejati

: perempuan

jangan menangis lagi
air matamu membuatku tampak tolol!

Jejak

Tak ada lagi yang tersisa
Bahkan aroma tubuhmu
Sekelibat..keburu dilibas angin

Ada luka menganga--terabaikan sekian waktu


Tersenyumlah yang paling manis untukku
Berikan aku sejenak pengakuan
Bahwa pernah ada cinta untukku

:Kenangan bersamamu--aku tak punya apapun selain itu...

Luka senja

Kali ini tanpamu
Di sudut taman kumulai bercerita
pada bangku tua yang mulai lapuk
Lapuk jugakah janji kita?
Kuraba goresan nama kita yang menghitam
Kususuri tiap lekuknya, kurasakan kembali saat aku mengguratnya
Perihnya kini baru terasa

Kusaksikan senja pelahan meluruh

Kenangan

Malam sepi, bulan mati
Beberapa jam lalu adalah deru kendaraan terakhir yang melintas
Aku masih di jembatan ini—tempat kita bertemu pertama kali
Mengingat tiap detil kejadian
Mengais kenangan, mungkin saja ada yang tercecer di sepanjang perjalanan kemarin

Hujan siang itu

Tetes air tak henti-henti menjatuhi tanah
--mengingatkanku pada ciumanmu yang bertubi-tubi
Sekelibat angin basah menerpa kulitku
--mengingatkanku pada halus belaianmu
Gemuruh ribuan jarum kecil menghujani dedaunan
Mengingatkanku pada gemuruh di dadamu saat tubuh kita satu
Kemudian sepi
Tempiasnya masih membekas di jendela
Tak sempat kunikmati
Aku sibuk mengingatmu

:pecinta malam

Masih seperti dulu, aku tak pernah bisa menghentikan kekagumanku pada langit malam
Dan aku selalu berharap ada seseorang--di suatu entah, yang sama-sama sedang memandang bintang di langit...

Kangen

Malam
Dingin
Belalang mendenging
Kau sedang apa?

Paket untuk yang tercinta

telah kutitipkan serangkum kembang kopi
lewat kepulan nafas putih dari mulutku
pagi-pagi dingin tadi
agar tercium olehmu di sana
menentramkan hatimu yang biru...
merindu.

Sederhana

Aku merindumu
Saat desau angin pagi menerobos jendela kelas
Menghantarkan sisa dingin malam tadi
Ketika mata lekat
Pada sehelai daun meluruh
Dicampakkan pohon tua
Perih terabaikan
Aku merindumu
Hanya itu...

Juwita Hati

Duhai juwita penyejuk hati
Tak pernah cukup kata untukmu
Tatap saja mata ini
Lalu lakukan sesuatu...

Aku--lelaki yang cuma tau mencintai kamu

Kau berarti...

Semula kupikir kau sama saja dengan perempuan-perempuan itu
salah satu tempat perhentian sejenakku kala hati merapuh
Sekian waktu berlalu--ternyata kau masih bertahan di sampingku
mengiringi langkahku, kadang terseok, mengejar jejakku

Aku nyaman disampingmu

Mungkin aku tetap akan pergi
Tapi kali ini tak mau sendiri
Sekarang aku merasa rapuh
Aku takut sendiri

...ikutlah denganku
Tertawalah bersamaku
Menangislah sesekali di pundakku
Aku perlu kamu.

Jawaban

Kamu nggak harus berbuat apa-apa untukku
Temani saja aku mencari jawab atas kebingunganku
Sebab aku yakin, sebagian jawaban itu ada di matamu--telaga bening di kemarau hatiku

Cukup

Aku tak mampu membohongi hatiku
mengingkari pesonamu

Menatap ke dalam matamu--aku terpaku, tenggelam dalam keteduhanmu
Aku tak berdaya
Lidahku kelu
Anganku terbang

Biarlah hanya seperti ini
Menikmati indahmu dari kejauhan
Cukup kurasakan hangat
dan nyaman

Selamat pagi

Selamat pagi matahari
Selamat pagi burung-burung
Selamat pagi kembang kopi
Mari kita bicara
Tentu saja tentang sebuah harapan...

Perjalanan

..dan di sinilah aku saat ini, tersesat di antara jurang bukit terjal
Sementara kau berada di sisi lereng yang lain
pada perjalanan menuju puncak yang sama

Semoga kita cepat dipertemukan
Sebab perjalanan ini tak mungkin kulanjutkan sendirian..

Runaway

Hidupku hanyalah sebuah pelarian
Melepaskan diri dari jerat masalah
Lalu dihadapkan lagi pada masalah lain
Berlari lagi...datang lagi...
Aku letih
Tubuhku payah
Jiwaku lelah
Aku gagal menangkap hakikat
Aku bukan ini
Tidak untuk kekonyolan ini...!

Rhythm Of The Rain

Listen to the rhythm of the falling rain,
Telling me just what a fool I've been.
I wish that it would go and let me cry in vain,
And let me be alone again.

Now the only girl I've ever loved has gone away.
Looking for a brand new start!
But little does she know that when she left that day.
Along with her she took my heart.

Rain, please tell me, now does that seem fair
For her to steal my heart away when she don't care
I can't love another, when my heart's somewhere far away.

Rain, won't you tell her that I love her so
Please ask the sun to set her heart aglow
Rain in her heart and let the love we know start to grow.
Karena kita hanyalah pengelana yang sekedar lewat
Ada di sini tidak untuk selamanya

Mari berbagi kisah, mungkin sedikit rahasia atau petualangan bersama

-semoga kita bisa menjadi sedikit lebih bijak-