Hujan siang itu

Tetes air tak henti-henti menjatuhi tanah
--mengingatkanku pada ciumanmu yang bertubi-tubi
Sekelibat angin basah menerpa kulitku
--mengingatkanku pada halus belaianmu
Gemuruh ribuan jarum kecil menghujani dedaunan
Mengingatkanku pada gemuruh di dadamu saat tubuh kita satu
Kemudian sepi
Tempiasnya masih membekas di jendela
Tak sempat kunikmati
Aku sibuk mengingatmu